TEMPO.CO, Jakarta - Berbalut jubah putih dengan garis kuning keemasan, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo yang baru saja turun dari mobil. Saat keduanya bersalaman, Putera Mahkota Uni Emirat Arab (UEA) ini pun menyampaikan sejumlah kata sambutan yang membuat Jokowi tertawa.
Pertemuan keduanya berlangsung di Istana Qasr Al Watan di Abu Dhabi, ibu kota UAE, dalam lawatan Jokowi ke negara itu pada Minggu, 12 Januari 2020. Sehari kemudian, Jokowi pun bertolak pulang kembali ke Jakarta. Di Tanah Air, hasil pertemuan keduanya disebarluaskan oleh para menteri, salah satunya Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan.
Di hadapan para bankir di Investor Forum yang diadakan Standard Chartered Bank, Luhut membanggakan sosok Zayed, yang juga dikenal sebagai MBZ. “Saya ikut Presiden (bertemu) dengan Mohammed bin Zayed, (saya melihat) bagaimana Crown Prince itu sangat hormat pada Presiden, Anda lihat itu videonya,” kata Luhut di Hotel Mulia, Jakarta Pusat, Rabu, 15 Januari 2020.
Setelah acara ini pula, Luhut memberikan informasi bahwa Mohammed bin Zayed telah bersedia menjadi Ketua Dewan Pengarah Pembangunan Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur. MBZ akan dibantu oleh dua anggota lain yang juga sudah bersedia membantu, yaitu CEO SoftBank Masayoshi Son dan mantan Perdana Menteri Inggris 1997-2007, Tony Blair. “Sudah pasti, sudah ketemu presiden,” kata Luhut.
Saat ini, pemerintah serius mempersiapkan pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur. Targetnya, semua proses ini akan tuntas pada 2045. Untuk menuju ke situ, dibentuklah dewan pengarah yang akan memberi nasehat ke pemerintah.
Keterlibatan tokoh-tokoh ini dalam pembangunan ibu kota baru sebenarnya sudah terlihat dalam beberapa minggu terakhir, setelah kunjungan Jokowi ke UEA. Di sana, MBZ pun memastikan negaranya sudah menyiapkan dana US$ 22,8 miliar untuk berinvestasi di Indonesia.